Senin, 13 Februari 2012
Pers di mata saya
Pers di Indonesia khususnya, sudah sangat maju dan berkembang menurut saya. Kita sudah dapat langsung mengetahui peristiwa yang terjadi di luar sana pada saat itu juga. Tapi terkadang media pers seperti dua sisi mata uang, dampaknya bisa positif dan negatif.
Media elektronik misalnya khususnya tayangan yang berlabel "berita" sebagai seorang "penonton yang awam" saya ingin mengatakan terkadang dalam menyampaikan informasi ke masyarakat seperti topik yang sedang hangat dibicarakan,peristiwa itu diekspos sedemikian rupa,terlalu berlebihan menurut saya. Kasus peredaran video porno Ariel-Luna-Cut Tari di dunia maya misalnya,yang awalnya hanya diketahui dan ditonton oleh segelintir pengguna dunia maya akhirnya menjadi besar dan ramai dibicarakan oleh masyarakat,karena hampir seluruh stasiun tv dan news program pada waktu itu mengangkatnya menjadi headline dan menurut saya,ini sudah over expose. Akibatnya masyarakat yang sebelumnya tidak tahu menahu mengenai hal ini menjadi penasaran dan akhirnya ikut mengakses video tersebut. Masyarakat yang tinggal dipelosok desa yang tidak terjangkau internet atau masyarakat yang tidak pernah mengakses internet pun menjadi tahu. Dan pada akhirnya kondisi ini dimanfaatkan oleh penjual cd bajakan sebagai ladang ekonomi. ketika kondisinya sudah seperti ini, bisakah saya mengatakan kalau media turut terlibat dalam peredaran video porno Ariel-Luna-Cut Tari????
Satu lagi yang membuat saya kurang sreg,ketika ada stasiun tv yang penyampaian informasinya cenderung berat sebelah dan tidak seimbang. Terang-terangan memojokkan salah satu pihak dengan narasi yang berlebihan yang menurut saya seharusnya tidak perlu dilakukan. Hingga akhirnya membangun opini dan persepsi publik. Bukankah media itu seharusnya tidak berpihak dan tidak berat sebelah???? Tidakkah seharusnya media itu netral???
Ini hanya pendapat dari sudut pandang penonton yang awam seperti saya. Saya bukan seorang yang anti media atau membenci media. Saya justru sangat tertarik dengan dunia jurnalisme, profesi yang menurut saya sangat menarik dan patut diapresiasi. Tapi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat kita harus lebih bijak lagi,tidak hanya memenuhi tuntutan industri atau rating tapi juga tetap berpegang teguh pada kode etik jurnalistik.
Saya tetap terbuka jika ada pihak yang ingin meluruskan opini saya ini,terima kasih sudah menyempatkam membaca tulisan ini...
*sumber gambar : google
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar