‘Dok,kenapa ibu saya tidak membuka matanya, ibu saya tidur ya,”tanya saya polos waktu itu. “Ya,dia tidur,”jawab Bu dokter kepada saya. Pertanyaan itu saya tanyakan berulang kali, bahkan kepada beberapa orang yang berbeda yang ada di ruangan itu. Bapak,kakak dan semua orang yang ada di ruangan itu berusaha meyakinkan saya kalau ibu saya hanya tertidur biasa. Waktu itu umur saya14 tahun dan saya percaya dengan penjelasan mereka. Tapi ini sudah terlalu lama untuk orang yang katanya hanya tertidur,pikir saya waktu itu. Saat itu saya terus berdiri di sisi ibu saya yang katanya sedang tidur yang kemudian belakangan saya ketahui kalau ternyata beliau dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ya dan tidak lama setelah itu, Tuhan memanggil ibu saya. Ya, saya masih ingat bagaimana histerisnya saya saat itu, ketika dokter mengatakan bahwa ibu saya tidak bisa diselamatkan lagi. Kamis maghrib, 18 januari 2005 Allah memanggil ibu saya kembali ke pangkuan-Nya….
Sedih, kehilangan sudah pasti karena saya sangat dekat dengan beliau. Saya menyayanginya tapi saya yakin tuhan lebih menyayanginya lagi. Selama hidup, ibu saya memang menderita beberapa penyakit dan saya cukup sering menemani beliau berobat atau sekedar chek up ke dokter. Jadi saya tahu persis bagaimana besar perjuangan ibu saya untuk sembuh dan sehat. Katanya, beliau ingin tetap sehat supaya bisa terus mendampingi anak-anaknya. Tapi ternyata Tuhan bekehendak lain, Tuhan memanggilnya sebelum semuanya tercapai.
Sekarang 7 tahun berlalu, banyak yang berubah. Banyak fase dalam hidup saya yang dilewatkan oleh beliau. Ya beliau bahkan tidak sempat memilihkan seragam SMA untuk saya atau sekedar mendampingi saya saat wisuda nanti. Tidak ada yang perlu disesali, ini sudah ditentukan oleh yang di atas dan saya ikhlas.
Ya, ibu saya memang sudah tidak ada tapi semangatnya masih tetap hidup bersama saya. Saya yakin dari sana dia tetap menyayangi saya, kami anak-anaknya. Walau kita saling menyayangi,kita tidak perlu harus bersama-sama. Saya meyakinkan diri saya bahwa tidak ada hal yang perlu sesali, karena saat itu saya sudah melakukan bagian terbaik saya sebagai anak. Beliau juga sudah melakukan bagiannya sebagai ibu dengan sempurna.
Sekarang saya ikhlas, saya mengembalikannya kepada Sang pemilik-Nya...
Selamat jalan ummi sayang, Surga-Nya menantimu...
Selamat jalan ummi sayang, Surga-Nya menantimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar